Rabu, 21 November 2012

Tentang Hujan {}




Aku selalu suka hujan. 
Dalam kondisi mood apapun, aku akan menyambut hujan.

Aku selalu percaya, setiap rintik hujan yang jatuh pasti punya cerita. Untuk dinikmati. Dirasakan.
Menghanyutkan. 
Bisa jadi tiba-tiba kita terbius oleh rintikan hujan. Mengantarkan dalam lamunan. Tentang cerita yang sudah terjadi maupun cerita yang kita inginkan bisa terjadi.

Cerita itu tidak dapat dilihat di sela rintikan hujan yang jatuh.
Juga tak akan didengar dalam satu kalimat utuh.
Cerita itu hanya dirasa. Terserah mau hati. Dia yang sibuk sendiri merangkai cerita.
Terserah hati, ia berhak membuat mata kita melihat gambar apapun yang ia mau.
Juga terserah hati, ia akan membuat telinga kita mendengar apapun yang diinginkannya. Ia bisa mengubah suara rintik hujan terdengar seperti lagu indah maupun lagu menyayat hati. Tergantung jalan cerita yang digambarkannya.

Percayalah, hujan akan menjanjikan ketenangan. Coba pejamkan mata sejenak dan hirup aromanya. Sisipkan dalam hati.
Rasakan keajaiban aroma hujan yang akan menarik bibir kita untuk tersenyum.

Percayalah, di setiap hujan berhenti akan selalu ada pelangi. Pelangi itu kadang tak terlihat oleh mata. Namun coba rasakan melalui rona hati yang tiba-tiba terasa berwarna. Menyejukkan.

Aku selalu percaya bahwa hujan identik dengan kedamaian dan ketenangan.
Meskipun hujan telah membasahi pakaianku ketika aku lupa mengangkatnya dari jemuran,
Meskipun hujan telah membuatku menunda pulang kuliah karena aku takut buku-buku ku basah,
Meskipun hujan telah membuat kamar kosku sedikit kebanjiran,
Meskipun hujan membuatku kedinginan,
Meskipun hujan membuatku terus lapar dan menunda aksi dietku,
Meskipun suara gunturnya seringkali membuatku terkejut,
Aku tetap percaya bahwa hujan selalu membawa bingkisan kedamaian. Dari segala yang ku lihat dan ku dengar melalui hati :)

Kamis, 15 November 2012

Kangen :(

Lagi kangen mbah uti sama mbah kung.
Kangen liburan ke Jombang.
Coba mereka masih ada sekarang, pasti aku bisa naik kereta ke Jombang pas pulang kuliah.
Yang membuatku lebih dekat ke mereka dari pada kakek nenek dari ibuku adalah karena sejak kecil aku sering ditinggal di Jombang waktu liburan, sedangkan kakek nenek di Surabaya sudah lama meninggal. Bahkan kakek di surabaya  sudah meninggal sebelum aku lahir.

Lagi bayangin ekspresi kaget mereka pas tiba-tiba aku dateng. Kaget ngelihat cucu-nya yang udah gede, yang dulu kalo ke sana pasti dianter, mendadak berani naik kereta.

Lagi bayangin juga, pasti mbah uti seneng banget nawarin ini itu. Roti Mayar, tahu telor, nasi pecel, bubur, susu sapi dan masih banyak lagi. Duduk-duduk di teras sambil ngelihatin orang lewat. Terus malem-malem nonton sinetron bareng. Pas mau tidur mbah uti ngasih selimut dan mengganti lampu tidur. Plus tambahan mengomel kalo aku baca sambil tidur. Aku kangeeen semua itu. Bener-bener pengen lihat ekspresi mbah uti waktu tau cucu yang beliau tinggal sejak sd, sekarang udah kuliah :'(

Lagi bayangin mbah kung yang serius banget nonton berita. Terus ketiduran di kursi, dan aku berulang kali bangunin mbah kung buat tidur di kamar. Tapi mbah kung cuma tersenyum dan selalu nggak ngaku kalo ketiduran. Kalo aku yang ketiduran di depan tv, mbah kung langsung gelitikin telapak kaki ku sampe aku bangun, terus mbah kung pura-pura nggak tau. Dan nggak ngaku kalo abis gelitikin. Pas malem hari mau tidur, mbah kung akan meletakkan kursi di pinggir kasur biar aku nggak jatuh dari kasur. Aku kangeeen semuanya. Bener-bener pengen lihat ekspresi mbah kung kalo cucunya yang cengeng dan lelet ini, yang udah beliau tinggal sejak smp, sekarang udah kuliah :'(

I miss them so badly